Oleh: Sulur | 5 Desember 2008

Empati & Syukur pada Illahi

” Bermula karena ingin menekan biaya pengeluaran saat membuat tesis, yang katanya sebagian besar mahasiswa SIMKES lakukan adalah membuat prototipe software aplikasi. Kami ber-enam (SIMKES 5 orang dan MKIA 1 orang) mengikuti kursus programer di LPK Budiman Jl. Kaligarang Semarang. Memang rasanya penat setelah mengikuti kuliah pagi sampai sore dilanjutkan kursus mulai jam 17.00 s/d 19.00, tetapi kami dengan semangat trus mengikuti materi setiap hari Senin, Selasa dan Kamis.

Seiring dengan waktu kami baru menyadari ternyata langkah kami baru merupakan “langkah kecil” untuk dapat mencapai tujuan kami. Kursus yang kami ikuti salah satu awal untuk mempelajari sistem informasi komputer yang begitu kompleks dan harus dibangun secara bersama. Kami harus membangun tim kerja –Team work untuk mencapai tujuan. Kami masih perlu banyak belajar….. belajar…. dan belajar…. untuk meraih gelar Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat.”

Itulah sepenggal kisah nyata yang baru-baru ini saya alami.  Memang kadang untuk lebih memahami atau berempati pada suatu profesi kita secara tidak sengaja harus melalui atau melakukan apa yang dilakukan orang tersebut. Pengalaman kursus programer paling tidak dapat menimbulkan rasa sense of belonging pada seorang programer software komputer. Betapa melelahkannya pekerjaan seorang programer dan ternyata otak manusia lebih cepat dari sebuah prosessor komputer yang berisi jutaan transistor. Otak/pikiran manusia dapat menerjemahkan suatu gambaran yang abstrak sekalipun (subhanallah) sedangkan kalau kita terjemahkan untuk dilakukan oleh sebuah komputer kita perlu ratusan bahkan ribuan baris perintah.

Nikmat Allah mana yang akan kamu dustai sehingga kamu tidak  berpikir bahkan menjadi ingkar…….”

“Ya Allah…. kuatkanlah imanku untuk selalu ingat padaMU……..”


Tinggalkan komentar

Kategori